pensiljurnalis.my.id, Seluma – Pembangunan alun-alun Kabupaten Seluma, yang berada di Kelurahan Pasar Tais, Kecamatan Seluma, ditahap dua dikritik oleh warga, hal tersebut dilakukan oleh warga lantaran tidak puas setelah melihat proses pekerjaan yang sedang berlangsung terkesan asal-asalan. Sabtu (23/9/2023).
Salah satu tokoh masyarakat setempat yang akrab disapa Jhon Bule, mengungkapkan kritik yang mereka lakukan demi kebaikan bersama dengan harapan pembangunan alun-alun tahap kedua tidak seperti tahap pertama, yang saat ini bagian lantai pada pembangunan tahap pertama belum berumur 1 tahun sudah mulai rusak.
Dikatakannya, dirinya memang bukan orang teknis pekerjaan, tetapi secara kasat mata dapat dilihat kalau pekerjaan yang saat ini tidak memenuhi teknis mutu pekerjaan yang diharapkan.
Gambar: Lantai alun-alun yang sudah rusak
“jauh sekali..!, Kerena kenapa, bangunan alun-alun yang pertama ini nampaknya perencanaannya tidak matang, coba lihat bangunannya belum setahun sudah pada rusak, dan lantai sudah pada pecah, terutama pada musim hujan, menjadi seperti kolam air, sementara disini banyak anak-anak sekolah bermain, takutnya ada yang cidera,” tukasnya sembari menunjuk keramik lantai alun-alun yang retak-retak dan berlobang.
Lanjutnya, sampai dengan tahap kedua ini dana yang digelontorkan untuk pekerjaan alun-alun sudah tidak lah sedikit dan sudah mencapai Rp. 1 Milyar lebih, selaku tokoh masyarakat Ia berharap Instansi terkait memberikan perhatian khusus terhadap pekerjaan alun-alun tersebut, dengan harapan pekerjaan alun-alun dikerjakan secara sempurna jangan asal-asalan. Karena posisi alun-alun itu tepat berada ditengah-tengah Kota Tais dan akan menjadi ikon Kabupaten Seluma.
“jangan sampai dibawa ke ranah hukum, karena pekerjaannya sudah asal jadi. Saya tidak tahu teknis tapi coba lihat rumput itu tidak dibersihkan, nanti pemasangan paving blok dengan tidak ada pemadatan akan tumbuh juga rumput seperti pada pekerjaan lama,” ketusnya sembari menunjuk rerumputan yang langsung ditimbun tanah, dan rumput yang tumbuh di sela-sela keramik lantai alun-alun.
Seyogyanya, sampai Jhon Bule, sebelum pekerjaan dimulai pihak terkait mengundang masyarakat sekitar mensosialisasikan seperti apa bentuk alun-alun tersebut akan dibangun, mintai pendapat masyarakat, tetapi ini tidak sama sekali. Namun menurutnya hal tersebut tidak jadi masalah lantaran pekerjaan sudah terlaksana.
Gambar: Ketua RT 05 (kiri), Jhon Bule (Tengah), Pirasuki (Kanan).
“Saya tidak tahu tugu perjuangan itu direlokasi atau tidak. Tetapi kalau tidak direlokasi, saya berharap nanti ada semacam kerjasama dengan pihak PLN supaya Gardu dipindahkan, supaya tidak menggangu dan terhambat. Begitupun pengusaha/kontraktor pelaksana, kami masyarakat berharap jangan hanya mengejar untung, ini dana masyarakat. masyarakat cuman mau menikmati hasil dari pembangunan tidak minta lebih,” sampainya mengakhiri sembari mengucapkan kata Allhamdulillah, dan terimakasih lantaran pihak Pemda Seluma sudah memenuhi permohonan relokasi Auning yang menutupi tugu.